, ,

Bali di Ambang Dilema: Jadi Pulau Seribu Pura atau Seribu Klub?!

Keberadaan klub hiburan di Bali membawa dampak positif hingga negatif bagi alam Bali beserta isinya. Walaupun memang dampak positif dari hadirnya klub hiburan di Bali dapat memberikan lapangan kerja bagi warga lokal, menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD), mendorong perputaran ekonomi serta manfaat positif lainnya. Namun, klub hiburan juga turut menyumbang permasalahan bagi alam Bali, seperti komersialisasi budaya yang berlebihan, mendorong gaya hidup konsumtif dan hedonis (terutama di kalangan generasi muda), polusi udara, meningkatnya kriminalitas di malam hari, serta implikasi negatif lainnya. 

Selain itu, perkembangan dari klub hiburan yang tidak dibatasi dan diawasi, maka tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan berubahnya “Citra Destinasi Bali”. Bali yang dulunya dikenal sebagai destinasi wisata alam, budaya, dan spiritual, secara tidak langsung akan berubah menjadi destinasi wisata “Party” atau “Pesta”. Meskipun berdirinya “Klub Party” juga penting sebagai opsi tempat hiburan bagi para turis yang berkunjung, namun alangkah baiknya untuk dibatasi dan diawasi dengan ketat. Sebab, jika tidak diregulasi dengan bijak, tentu akan sulit mencapai indikator “Quality Tourism” yang diidam-idamkan oleh pemerintah terkait. 

One response to “Bali di Ambang Dilema: Jadi Pulau Seribu Pura atau Seribu Klub?!”

  1. […] Pulau Bali hidup di antara dua kutub yang terus bertarung diam-diam—antara warisan budaya yang sakral dengan gelombang modernitas yang gemerlap. Sebuah dilema yang semakin nyata, sebagaimana dibahas lebih dalam pada  artikel “Bali di Ambang Dilema: Jadi Pulau Seribu Pura atau Seribu Klub?!”   […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *