Benarkah Ungkapan “NAK MULE KETO” Menumpulkan Sikap Kritis Orang Bali!?

Balinggih

Ungkapan “Nak mule keto” atau dalam bahasa Indonesianya memiliki makna “Memang begitu adanya”, menjadi fenomena turun temurun yang terjadi di Bali. Dilansir dari beberapa sumber, ungkapan tersebut berawal dari kebiasaan masyarakat Bali zaman dahulu, yang dominan mudah percaya dengan petuah dari “Orang-orang bijak” atau dikenal dengan istilah Gogon Tuhon/Tuwon. Kepercayaan kuat itu menyebabkan masyarakat Hindu Bali menjadi semakin yakin (militan) terhadap adat, tradisi hingga budaya yg telah dijalani hingga saat ini (tanpa mencari tahun makna dari apa yang dilakukannya.

Namun sayangnya, pola pikir “Nak mule keto” pada zaman sekarang mengakibatkan beberapa orang Bali menjadi enggan mencari tahu kebenaran atau filosofi historis dari suatu hal yang terjadi (dilakukan). Padahal sebagian besar aktivitas (budaya) yang dilaksanakn oleh masyarakat Hindu Bali sudah ada penjelasan secara ilmiah, spiritual hingga kajian historisnya. Meskipun terkadang beberapa hal (yang ada di Bali) mampu dijawab dengan ungkapan “Nak mule keto”, akan tetapi sebaiknya dianalisis secara logika sesuai kajian ilmiah yang ada. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika ungkapan “Nak mule keto” diganti dengan “Adi keto” dan “Ngude bisa keto?”, demi mengasah kecerdasan intelektual “Nak Bali”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *