Haruskah Menunggu Korban Jiwa Dulu Baru Jalannya Diperbaiki?!

Belakangan ini, kasus kecelakaan akibat jalan berlubang semakin marak terjadi dan menelan banyak korban jiwa. Salah satu contohnya adalah insiden di Jalan Denpasar-Gilimanuk pada tahun 2024, di mana sebanyak 71 nyawa melayang akibat kecelakaan lalu lintas. Bahkan secara akumulasi, jalur yang dikenal sebagai “jalur tengkorak” ini mencatat 438 kasus kecelakaan dalam satu tahun. Selain itu, kondisi jalan yang rusak di beberapa daerah di Bali semakin diperburuk dengan curah hujan yang tinggi, yang membuat jalanan yang rusak tidak terlihat.

Apalagi baru-baru ini terdapat insiden menimpa seorang pemuda di desa bakbakan, Gianyar, yang harus kehilangan nyawanya gara-gara berusaha menghindari jalanan yang rusak (dalam kondisi malam gelap tanpa penerangan jalan). Namun sayangnya, dari sekian banyaknya insiden yang terjadi, kondisi jalanan yang rusak pada beberapa titik masih belum diperbaiki oleh pejabat daerah setempat. Maka dari itu, bagi kalian yang melihat jalanan rusak di daerah masing-masing, segera VIRALKAN melalui media social, supaya pemerintah setempat langsung bergerak, karena dalam realitas saat ini, sering kali berlaku prinsip No Viral, No Aksi”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *