Kasanga Fest 2025 semakin dekat, nih! Buat kalian yang penasaran gimana sih persiapan dari panitia, yuk simak update terbarunya!

1. Persiapan Sudah Mencapai 50%
Panitia Kasanga Fest sudah berprogress sekitar 40-50% dalam persiapan acara. Mulai dari penyebaran kriteria lomba, pendaftaran untuk ogoh-ogoh besar, ogoh-ogoh mini, hingga sketsa ogoh-ogoh sudah dibuka. Selain itu, timeline atau waktu acara juga sudah mulai ditentukan dan saat ini panitia sedang dalam tahap menentukan juri. Jadi, bisa dibilang persiapan sudah hampir 50% atau setengah jalan nih!
2. Kapan Penilaian Dimulai?
Banyak yang bertanya-tanya kapan penilaian lomba akan dimulai. Nah, menurut panitia, penilaian bakal dilakukan seminggu sebelum Kasanga Fest alias H-7. Jadi buat peserta, siap-siap aja ya, karena jadwalnya bakal segera dirilis minggu ini!
3. Benarkah Anggaran Mencapai 2 Miliar?
Beredar isu bahwa anggaran Kasanga Fest 2025 mencapai Rp2 miliar. Panitia menegaskan bahwa anggaran yang disebutkan untuk festival ini, yakni sekitar Rp 2 miliar, sepertinya memang benar. Pernyataan ini merujuk pada data valid yang berasal langsung dari Kepala Dinas.
“Kami selaku panitia dan yowana tidak mengetahui secara detail penganggaran dari pemerintah, termasuk rincian isiannya. Namun, angka Rp 2 miliar itu saya rasa benar, apalagi datanya berasal dari media valid, dari Pak Kadis (Kepala Dinas) langsung” ujar panitia.
Namun, meskipun jumlahnya terlihat besar, dana tersebut tidak sepenuhnya dialokasikan untuk pelaksanaan acara saja. Anggaran yang tercantum dalam DPA dinas memang tampak besar, tetapi jika diperinci lebih lanjut, jumlah tersebut sangat relevan dan bahkan masih kurang untuk memenuhi seluruh kebutuhan festival. Maka dari itu, selain mendapatkan dukungan dari pemerintah, panitia juga mencari sendiri agar pelaksanaan Kasanga Fest bisa berjalan dengan maksimal.
4. Total Hadiah Capai Rp200 Juta!
Buat yang penasaran soal hadiah, panitia mengungkapkan bahwa total hadiah yang disediakan untuk berbagai lomba dalam festival ini mencapai kurang lebih Rp200 juta. Hadiah tersebut mencakup kompetisi ogoh-ogoh besar, ogoh-ogoh mini, hingga sketsa ogoh-ogoh. Namun, panitia menegaskan bahwa jumlah tersebut belum termasuk potongan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Nah, bicara soal pajak, panitia menjelaskan bahwa besaran potongan tidak ditentukan oleh mereka, melainkan oleh dinas atau instansi terkait. Dalam sistem pemerintahan, anggaran yang dikeluarkan untuk honorarium, hadiah, dan sejenisnya akan dikenakan pajak sesuai aturan yang berlaku.
Selain itu, untuk pengadaan barang dan jasa dalam festival ini, digunakan sistem e-purchasing atau e-katalog, yang diterapkan di Denpasar. Dinas terkait akan mencari rekanan sesuai harga yang tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), kemudian melakukan negosiasi dengan penyedia barang. Proses ini memastikan bahwa anggaran yang telah ditetapkan tidak serta-merta habis, karena masih ada tahapan negosiasi dan potongan pajak.
Dengan sistem yang berlaku, panitia menegaskan bahwa anggaran besar dalam suatu kegiatan tidak dapat langsung diasumsikan sebagai dana yang sepenuhnya digunakan tanpa proses administrasi dan pengurangan tertentu.Â
“Oleh karena itu, tidak bisa serta-merta mengejudge “oh ini gede anggarannya” karena memang ada proses negosiasi, pengurangan pajak, dll yang harus dilalui” jelas panitia.
5. Tantangan Mencari Juri
Panitia mengungkapkan bahwa pencarian juri untuk acara ini cukup kompleks. Hal ini dikarenakan banyaknya pertimbangan dalam memilih juri yang kredibel, memiliki rekam jejak di bidangnya, serta ketersediaan mereka di tengah kesibukan masing-masing.
“Kami memahami keinginan peserta agar juri yang dipilih adalah sosok yang terkenal, kredibel, dan memiliki karya. Panitia sudah mengakomodir hal tersebut, tetapi dengan mempertimbangkan jadwal dan kesibukan mereka, ada beberapa calon juri yang belum bisa bergabung,” ujar panitia.
Selain itu, panitia menjelaskan bahwa jumlah juri yang awalnya 12 orang kini dikurangi menjadi 5 orang. Kelima juri ini akan menilai seluruh ogoh-ogoh di Denpasar, mencakup wilayah timur, barat, selatan, dan utara, hingga menghasilkan 16 besar yang akan tampil di Catur Muka.
Komposisi juri pun menjadi tantangan tersendiri. Panitia harus menyeimbangkan antara juri yang memiliki latar belakang filosofis, praktisi, dan akademisi. Selain itu, demi menjaga keadilan, empat juri diambil dari masing-masing kecamatan di Denpasar, sementara satu juri lainnya berasal dari luar Denpasar agar tidak ada kecamatan yang memiliki lebih dari satu perwakilan.
Namun, panitia memastikan bahwa permasalahan ini telah teratasi. “Sekarang sudah aman. Nama-nama juri sudah clear, tinggal penyamaan persepsi terkait kriteria dan teknis penilaian dalam rapat teknis mendatang” tutup panitia
Leave a Reply